Ketik News - Seni dan Budaya - Saya menangkap kehidupan religius dari jaman ke jaman itu selalu mempengaruhi keberadaan keris. Pengungkapan ”isi” atau Yoni keris dengan personifikasi tak lepas dari kepercayaan atau kehidupan religius yang ada pada masyarakat Jawa. Saya tidak ingin mengingkari hal ini, bahwa kehidupan religius hingga jaman kerajaan Islam pun masih mempersonifikasikan sesuatu yang ”ada”. Bisa ditinjau bahwa aliran sinkretisme Islam ini telah meninggalkan beberapa kesenian seperti ’tembang macapat’ dan ’kidung’ yang sebenarnya merupakan nyanyian pengharapan atau permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kidung-kidung religius itu adalah ungkapan rasa seni dengan cara menyanyikan mantra-mantra.
Ketika kecil, saya masih sering mendengar suara orang sedang menyanyikan salah satu ’kidung’ (menyanyikan kidung disebut ’uro-uro’). Diantara kidung yang terkenal dan sudah lebih dari dua abad terus berkumandang dinyanyikan oleh orang-orang pedesaan maupun orang kota adalah ”Kidung Rumeksa ing Wengi”. Konon kidung ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga (salah satu dari Wali Songo).
Mari kita hayati sebilah keris yang sederhana ini, ia akan memberikan
sesuatu cerita dalam rasa batin yang dalam dan .... disitulah ia
......"ADA".
Mari memasuki apa yang diciptakanNYA dalam material besinya.
Mari kita amati kebawah... segambar pamor tunggak semi.
Bayangkan sebatang pohon ada daun ranum yang tumbuh... suka cita, tak takut pada ancaman apapun lalu ia tumbuh dan tumbuh ....
Pejamkan mata... ia .... "ADA".
Home »
SENI BUDAYA
» HUBUNGAN KERIS DAN KEJAWEN
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar to "HUBUNGAN KERIS DAN KEJAWEN"